Sabtu, 27 Oktober 2012

Etika Bisnis #1 : Etika Bisnis & Pelanggarannya



Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut;

1. Prinsip otonomi; adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

2. Prinsip kejujuran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.

5. Prinsip integritas moral; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan/orang2nya maupun perusahaannya.

Banyak pelanggaran dalam etika bisnis yang dilakukan oleh pelaku bisnis baik secara sadar atau tidak sadar. Bentuk pelanggaran dalam etika bisnis mencakup :
1. Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi.
2. Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas.
3. Pelanggaran etika bisnis prinsip pertanggunjawaban.
4. Pelanggaran etika bisnis terhadap kewajaran.
5. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran.
6. Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati.

Masih banyak pelaku bisnis yang melanggar bentuk pelanggaran dalam etika bisnis misalnya,
Sebuah perusahaan melakukan kesepakatan dengan sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah gedung. Sesuai kesepakatan pihak perusahaan memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor.  Tetapi dalam pelaksaaannya, kontraktor menurunkan spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan. Selang beberapa bulan bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini kontraktor dapat dikatakan telah melanggar terhadap prinsip kejujuran, karena tidak memenuhi spesifikasi bangunan sesuai kesepakatan.

Dalam kasus ini dapat diatasi dengan cara pihak perusahaan yang langsung turun ke lapangan untuk meneliti spesifikasi bangunan sesuai kesepakatan. Para pelaku bisnis di sekitar kita tidak semua menggunakan dan mengerti tentang etika dalam menjalankan bisnis. Masih banyak para pelaku bisnis melakukan pelanggaran etika dalam menjalankan usahanya. Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah faktor - faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika :

1. Kebutuhan  individu.
2. Tidak  ada  pedoman.
3. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi.
4. Lingkungan yang tidak  etis.
5. Perilaku dari komunitas.

Ketika ada pelanggaran etika dalam menjalankan kegiatan bisnis maka pelaku harus mengatasinya agar pelanggaran etika tidak terjadi lagi yaitu dengan cara sebagai berikut :
1.  Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).
2. Menciptakan persaingan yang sehat.
3.   Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat  dan lemah.
4.   Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telahdisepakati.
5.   Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
6. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa  peraturan perundang-undangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar