Konsumen terus membeli produk hanya bila
harapan mereka akan produk yang
menjalankan fungsi tersebut dipenuhi
dengan sangat baik, namun selain itu produk
yang baik harus memiliki norma. Produk
mungkin memiliki symbol makna dalam
suatu masyarakat, seperti bayam
diasumsikan sebagai sebuah kekuatan untuk
membujuk anak-anak untuk memakannya.
Setidaknya ada tiga efek utama yang dapat
dipelajari, pertama budaya mempengaruhi
struktur konsumsi institusi-institusi yang
tersedia, kedua budaya mempengaruhi
individu dalam mengambil sebuah keputusan
dalam pembelian suatu produk, dan ketiga
budaya adalah variable utama dalam
penciptaan dan komunikasi makna di dalam
produk. Kebudayaan mempengaruhi perilaku
pembelian karena budaya menyerap ke dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya menetapkan
apa yang kita dengar dan apa yang kita
makan, dimana kita tinggal dan kemana kita
bepergian. Budaya mempengaruhi
bagaimana kita membeli dan menggunakan
produk dan kepuasan kita terhadap produk
tersebut.
Struktur masyarakat dan etnis menentukan
sebagian besar apa yang dibeli dan
digunakan oleh konsumen individual. Sistem
hukum dan pemerintah ialah bagian dari
budaya bangsa. Ssitem tersebut menentukan
apa yang akan ditawarkan oleh penyuplai,
cara-cara produk dapat dipasarkan, dan
tingkat dimana konsumen dibolehkan
bertindak. Untuk mengembangkan strategi
yang efektif, pemasar perlu mengidentifikasi
aspek-aspek penting kebudayaan dan
bagaimana mereka mempengaruhi
konsumen.
Budaya mencakup baik elemen abstrak
maupun material. Elemen abstrak mencakup
nilai, gagasan, tipe kepribadian, dan
ringkasan. Elemen material mencakup benda-
benda seperti produk, peralatan, kendaraan
maupun gedung. Proses tersebut
menyebabkan orang menggunakan nilai-nilai
yang mempengaruhi konsumsi seperti sifat
hemat, kesenangan, kejujuran dan ambisi.
Faktor- Faktor Kebudayaan Terhadap
Pembelian dan Konsumsi menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan adalah
keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan perwujudan
kebudayaan yaitu benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, dapat berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Faktor budaya memberikan pengaruh yang
luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang
dimainkan oleh budaya, maupun subbudaya
dan kelas social pembeli. Budaya adalah
penyebab paling mendasar dari keinginan
dan perilaku seseorang. Budaya merupakan
suatu nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan
dan perilaku yang dapat dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga
dan lembaga penting lainnya. Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-
budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih
spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya
dapat dibedakan menjadi empat jenis:
kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Banyak subbudaya membentuk segmen
pasar penting dan pemasar seringkali
merancang produk dan program pemasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.
Semua individu dan rumah tangga yang
membeli atau memperoleh barang dan jasa
untuk konsumsi pribadi memiliki tingkah
laku sebagai pembeli (konsumen): Perilaku
membeli konsumen akhir (individu dan
rumah tangga) yang membeli barang serta
jasa untuk konsumsi pribadi. Model Tingkah
Laku Membeli:
1. Karakteristik yang Mempengaruhi
Tingkah Laku Konsumen
2. Perangsang
3. Penjualan
4. Produk
5. Harga.
NAMA: Fransiscus Raditya
NPM: 1A212043
KELAS: 3EA27
DOSEN: Tomy Adi Sumarso, SE
MATA KULIAH: Perilaku Konsumen
TUGAS KE: 6
MATERI: Pengaruh Kebudayaan Pada
Pembelian dan Konsumsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar